Langsung ke konten utama

#CERITAKU Yogyakarta (bagian dua)

Malam semakin larut, perasaan dalam diriku terasa kalut. Esok, adalah hari yang sejujurnya tak ingin kujumpai, atau ralat jika bisa ditunda barang sehari. Aku terus bertanya pada diriku sendiri, sebetulnya ada apa dengan Jogja? Mengapa begitu erat sekali kau mendambakannya? Entahlah, berulang kali kucari jawaban atas pertanyaan itu, bukannya mendapatkan aku justru semakin tersesat.

Malam itu, tentu dengan perasaan senang aku dan sepupuku kembali mengulas perjalanan kami hari ini, yang mana begitu banyak mengeluarkan energi tetapi bergitu memberi arti. Sesaat setelah ditinggal sepupuku lebih dulu membersihkan diri, aku kembali merebahkan tubuhku diatas kasur, menatap langit-langit kamar yang esok hari harus kutinggalkan, lampunya begitu terang, seterang keinginanku untuk berjanji aku pasti kembali lagi, kesini, ke Jogja.

jangan ditiru ya, model rebahan seperti ini:(

Pagi itu—tepatnya pukul 10.00, aku dan sepuppuku yang baru saja terbangun hanya menatap langit-langit kamar penginapan. Entah apa yang sedang dipikirkan sepupuku itu, apakah ia sebetulnya sangat kesal kepadaku, sebab seharian kemarin kuseret kesana kemari, tapi tidak enak berbicara ;langsung kepadaku atau entahlah, hahaha. Cukup lama, kami hanya saling diam, sebelum akhirnya saling mengangetkan, karena waktu terus berlalu, sedang kami harus check out dari penginapan pukul 12.00 siang ini, meski sebetulnya keberangkatan kereta masih petang nanti—pukul 17.30 mantap! Masih tersisa lima jam lagi, tebak kami akan kemana? Enggak tau! Hahaha.

Usai keluar dari penginapan, tentu dengan menggendong ransel masin-masing di punggung, serta menenteng totebag, kami kembali berjalan kaki menyusuri Malioboro. Jalanan siang ini terlihat sepi, di bawah matahari yang cukup terik, kami terus berjalan entah kemana tujuannya. Akhirnya setelah mampir sebentar ke minimarket terdekat untuk membeli minum juga camilan, kami memilih masjid dekat dengan kelurahan atau tidak salah kecamatan setempat, sebagai tempat persinggahan kami sebelum akhirnya kembali pulang ke Bekasi. Tidak banyak yang dilakukan hari itu, selama menunggu berlaluny waktu, sesekali kami mengobrol, memainkan ponsel, bahkan yang lebih sering melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan, sambil membatin kapan ya waktu keberangkatan tiba? Hahaha.

Untuk kedua kalinya semenjak berada di masjid ini, kami kembali mendengar adzan berkumandang dengan merdu. Setelah menunaikan shalat ashar, kami memutuskan untuk keluar masjid, dan tentu kembali menyusuri jalan Malioboro—yang kini mulai ramai dipadati penjual serta pembelinya. Sebelum beranjak menuju stasiun Tugu, kami berbelanja makanan khas Jogja sebagai buah tangan untuk keluarga di rumah, apalagi jika bukan bakpia pathok. Puas berkeliling, rasa haus di tenggorokan membuat langkah kaki menyambangi es cendol dawet. plis jangan joget ya! sebelum akhirnya kami benar-benar pergi meninggalkan Malioboro—kota Jogja.

Sepupuku minum es cendol, lengkap dengan banyaknya pesan whatsapp mengenai pekerjaan-_-

Aku minum es cendol, dengan pose yang beneran candid nggak mau ninggalin Jogja:)

Gesekan rel kereta, menjadi suara yang akan terus menemani delapan jam perjalanan pulang kami menuju kota Bekasi. Pelan tapi pasti, mata sepupuku terpejam dengan sendirinya, lain hal denganku, yang terus menatap jendela meski hanya hitam pekat, khas warna malam yang terlihat. Aku menatap ke luar jendela dengan perasaan berkecamuk, sebab, jujur saja aku ingin tinggal lebih lama, atau jika perlu aku ingin menetap saja di kota pelajar ini. Berulang kali, tak pernah berhenti aku berdoa bahwa semesta akan kembali mengizinkanku datang ke kota ini, tentu dengan waktu yang lebih lama dengan perasaan yang berbeda. Jogja, percayalah aku pasti kembali kesini lagi. Tunggu aku ya! begitulah kiranya doa sederhana yang selalu kuucapkan bahkan sampai saat ini.

Say see you! kereta yang membawa kami pulang ke Bekasi.

Alhamdullilah, sampai di Bekasi dengan sehat dan selaamat. Thank you, Allah.

Sedikit saran untuk teman-teman yang hendak liburan ke Jogja, jangan hanya berdua ya. Sebab, selain bisa meminimalisir pengeluaran, pergi beramai-ramai tentu akan lebih menyenangkan, apalagi jika dengan sahabatmu. Oke? Semangat nabungnya ya! sampai bertemu #ceritaku yang entah di Jogja lagi atau kota lain nanti. Terima kasih sudah berkenan membaca pengalamanku, semoga bermanfaat dan semuanya sehat selalu, Aamiin!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

#CERPEN, Jogja dan Kenangan serta Apa Arti Pulang

            Awan hitam berkumpul pada langit Jakarta dini hari. Aku berjalan menyusuri lorong Stasiun Pasar Senen menuju percetakan tiket boarding pass. Setelah drama yang panjang, akhirnya aku bisa mengambil cuti. Menjadi kacung di Jakarta sejatinya bukanlah sebuah impian tapi kini menjadi pilihan yang dijalankan.             Persiapan keberangkatan Kereta Bengawan dengan tujuan akhir Stasiun Wonosari akan diberangkatkan pukul 06.00 WIB.             Intruksi petugas membuatku bangkit dari kursi tunggu, ku lihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kiri ku, pukul 05.40 artinya masih ada waktu 20 menit lagi sebelum keberangkatan. Aku memasuki Gate 3 menyerahkan tiket juga kartu identitas disusul mencari gerbong kereta 6 seat 3D, tepat disamping jendela. Spot favoritku.       ...

#CERITAKU, Kesalahan untuk Pengalaman

Seperti biasa jika ada waktu senggang, setiap hari minggu gue usahain untuk ikut kajian di daerah kota tempat tinggal gue sendiri, ya Bekasi. Hari ini gue ikut 2 kajian sekaligus dengan pemateri dan materi yang berbeda namun di tempat yang sama, tapi hari ini menurut gue hetic banget selain emang udah niat buat datang kajian, gue dapat kabar kalo gue lolos seleksi interview buat jadi komite salah satu komunitas hijab di Bekasi, jangan ditanya rasanya gimana, udah pasti gue seneng banget tapi disisi lain gue ngga mau menyia-nyiakan ilmu yang akan gue dapat dari 2 kajian ini. Okay gue puter otak berusaha buat manage waktu gimana pun caranya semuanya harus bisa terlaksana. Oke paginya gue usahain sebelum berangkat kajian, tugas rumah harus udah beres. Oke mungkin kalian bingung dimana letak heticnya . Gue ceritain nih tepat pukul 08.30 gue udah rapi, gue coba hubungi temen gue yang mau berangkat bareng, gue whatsapp ngga deliv , gue telpon ngga diangkat, bingung kan pasti jad...

#HANYA SUDUT PANDANG, Antara cita-cita dan Realita

Cita-cita? Bisa dibilang juga keinginan, apa yang kita inginkan dimasa depan. Gue rasa kalian pernah punya ekspetasi terhadap satu hal tapi realitanya berbanding terbalik dari itu. Gue pun sama, sering mengalami kejadian yang menurut gue itu pahit diawal manis diakhir. Ya begitulah pendapat gue. Sejak lulus SMK Juli 2017 lalu, entah apa yang membuat gue jadi suka membaca dan menulis, memang sih bukan bacaan pelajaran atau tulisan yang penting tapi itu cukup buat gue ngerasa kaya terhibur banget. Bisa dibilang setelah lulus SMK tahun lalu, gue nganggur 3 bulan sambil nunggu masuknya kuliah, ya selama 3 bulan itu juga kerjaan gue cuma ya beres-beres rumah, main sana-sini nggak berfaedah yang sampai akhirnya gue juga gatau gimana awalnya gue suka sama aplikasi wattpad , setelah itu gue jadi suka baca dan terbesit dalam benak, kenapa gue nggak coba menyuguhkan cerita seperti mereka? Awalnya gue berpikir, ah mana bisa gue, punya niatan baca aja udah bagus, ini malak sok-sok an buat cerit...